Selasa, 29 April 2014

Pernahkah anda menemukan suatu keluarga besar dari sebuah keluarga miskin dari sebuah desa yang jauh dari kota? Mereka hanyalah seorang buruh tani dan tukang bangunan. Hidup mereka sangat pas pasan jika tidak dikatakan kekurangan. Namun berkat bantuan dari nenek, dan sepupu semua anaknya bisa sekolah sampai setingkat SMA. Namun anak nomer 5, sebutlah namanya Maman,berhasil menyelesaikan kuliah dan kini menjadi seorang pengusaha yang lumayan sukses.

Lantas yang menjadi pertanyaan adalah apakah yang menyebabkan Maman salah satu dari anak petani tersebut kuliah? Padahal dia berasal dari desa, dimana saat itu masih amat jarang pemuda yang kuliah. Meskipun mereka dari keluarga mampu. Sedangkan anak petani ini, mestinya tidak ada yang menyalahkan jika dia tidak kuliah. Jangankan biaya untuk kuliah untuk makan sehari-hari saja, mereka masih sangat kekurangan.

Oh, Itu sudah takdir atau keberuntungan si Maman, bisa kuliah dan kini menjadi pengusaha yang lumayan sukses. JIka seperti itu yang menjdi alasan si Maman menjadi anak yang beruntung, maka tulisan ini tidak perlu dibuat. Tulisan ini justru ingin mencari misteri dibalik kesuksesan seseorang dalam hal ini Maman si Anak orang petani.

Namun jawaban tersebut diatas memang perlu juga diketengahkan. Bagaimana bisa 8 orang dari satu keturunan, dan dibesarkan oleh orang yang sama, lingkungan yang sama dan vasilitas yang sama, kok ada satu orang yang hasilnya amat sangat berbeda? Bukankah ini suatu kebetulan dan keberuntungan? Jika kita melihat sepintas memang anggapan itu nampaknya benar. Namun jika kita menyelami pribadi Maman dan saudara-saudaranya sungguh apa yang telah diraih Maman adalah suatu yang wajar atau bukan suatu hal yang aneh. Semua orang bisa mendapatkan seperti apa yang diperoleh Maman sekarang ini jika mereka mau melakukan apa yang telah dilakukan Maman.

Lalu apa yang menjadikan atau dilakukan Maman sehingga menjadi orang yang sangat beruntung dibandingkan dengan saudara-saudaranya?. Maman ternyata memiliki kesadaran tentang masa depan sejak kecil, sewaktu duduk dibangku Sekolah Dasar. Dia menyadari anaknya orang miskin, lalu dia berketepan hati untuk tidak mau menjadi orang miskin, seperti ayahnya. Karena menjadi orang miskin itu tidak enak. Menjadi orang miskin itu, bisa menjadi beban dan menyusahkan orang lain.

Akhirnya Maman kecil menyadari, dia bisa menjadi orang kaya jika dia bisa menjadi sarjana. Lalu bagaimana bisa kuliah, jika kondisi keuangan keluarganya sangat kekurangan. Dalam kegundahannya Maman kecil menukan jalan, bahwa dimana ada kemauan disitu ada jalan. Dimana ada prestasi disitu dihargai. “ Ya saya dapat kuliah kalau saya pintar. Saya bisa pintar kalau saya mau serius belajar.” Teriak Maman dalam hati.

Kesadaran inilah yang dapat mengalahkan godaan bermain Maman kecil. Kemana mana dia selalu membawa buku. Ketika mengembala kambing, mencari kayu bakar dia selalu membawa buku. Bahkan ketika ke sawah membatu orang tuanya pun dia membawa buku. Ketika orang lain istirahat setelah lelah mencangkul, Maman kecil mengisinya dengan membaca.. Dia menyadari bahwa otaknya tidak cemerlang. Karena itu satu-satunya cara untuk menjadi pintar adalah dengan menambah porsi waktu belajar. “ Biarlah akau harus mengulanginya beberapakali untuk memahami suatu pelajaran asal saya akhirnya bisa.” Tekadnya dalam hati.

Ya, kesadaran terhadap masa depanlah yang bisa membuat Maman keluar dari belenggu kemiskinan. Kesadaran terhadap masa depanlah yang membuat Maman kecil mau belajar tanpa mengenal lelah, meskipun tanpa dorongan orang tuanya. Sikap inilah yang membedakan Maman dengan saudara-saudaranya. Sehingga Maman keluar menjadi Mutiara bagi keluarganya. Dan sebenarnya sikap inilah yang dimiliki oleh hampir semua orang sukses.

Lalu yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana Maman mendapatkan sikap ini? Inilah yang belum bisa terjawab, karena cara orang tua Maman mendidik anak-anaknya adalah sama. Ya mungkin inilah jalan kehidupan Si Maman.

Namun dari cerita ini kita mendapatkan inti pelajaran dari suatu kesuksesan. Siapapun orangnya jika memiliki kesadaran diri tentang masa depan, kemungkinan besar mereka akan sukses. Hidupnya akan jauh lebih baik dibandingkan dia tidak menyadari tentang kesadaran terhadap masa depan.

Kita sekarang tidak perlu mempermasalahkan, bagaimana Maman mendapatkan kesadaran terhadap masa depan. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita menjadikan anak-anak kita sadar terhadap masa depan. Ya kita rindu dan menanti sekolah yang mampu menyadarkan anak didiknya menjadi orang yang sadar terhadap masa depan. Sehingga mereka tidak perlu disuruh belajar, akan belajar sendiri dengan sungguh sungguh. Mereka tidak perlu disuruh sholat atau berbakti kepada orang tuanya. Mereka sendiri dengan penuh kesadaran diri melakukan sholat dan berbakti kepada orang tua. Karena mereka menyadari apa yang dilakukannya sebenarnya untuk dirinya sendiri.

Atas gagasan itulah SMPIT ALFAWWAZ didirikan. Para siswa akan dibuka kesadarannya dengan berbagai macam cara. Sehingga para lulusan SMPIT AlFAWWAZ, mempunyai kesadaran diri yang tinggi atas masa depan dirinya, keluarganya , agamanya dan bangsanya.

Kami sedang memformulasi cara yang efektip untuk membangkitkan kesadaran para siswa tersebut. namun kami tetap memertlukan sumbang saran dari para pembaca demi terwujudnya SMPIT ALFAWWAZ yang unggul dan teruji untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kesadaran diri terhadap masa depan.Semoga bermanfaat.See you at the top

0 komentar:

Posting Komentar